SOLUSI CERDAS PUTRA - PUTRI ANDA UNTUK MENGGAPAI CITA - CITA

Mari Belajar Tuk Meraih Masa Depan !

Bersama Rumah Pintar Ibu Nur WUJUDKAN CITA-CITA PUTRA-PUTRI ANAK ANDA.

Logo Kami

Solusi Cerdas Untuk Putra-putri Anda.

Tenaga Pengajar yang handal

Membuat putra-putri anda semangat dalam belajar.

Ingin seperti Mereka ?

Belajar ditempat kami menggunakan metode seperti tersebut (siswa belajar mandiri).

MARI BELAJAR SEKARANG JUGA

Kurang percaya diri jika belajar sendirian ? Kami Solusinya.

Rabu, 07 September 2016

SEBERAPA BERAT BEBAN YANG ANDA TANGGUNG,


Posted: 07-09-2016
Hasil gambar untuk usaha beban berat
Suatu ketika saya berkunjung ke customer. Saya dapati dia sedang istirahat tiduran santai diatas sebuah bangku kayu yang cukup panjang. “ Gimana kabarnya mas, lagi santai ya?” kataku membuka percakapan setelah dia bangun dari tidurnya. Orang yang saya tanya diam saja, sambil membenahi baju dan rambutnya.

Kami berdua akhirnya ngobrol panjang lebar. Maklum kami memang sudah lama tidak ketemu setelah perusahaan saya, diblack list karena dianggap barangnya kurang bagus. Padahal barang itu rusak karena pada saat libur lebaran tidak dilakukan perawatan dengan baik. Masalah ini diblow up besar-besaran oleh salah satu karyawan perusahaan tersebut, yang mengharapkan komisi, dan kami tidak memberikannya. Karena perusahaan, PT Alfa Fikrindo Utama, kami berkomitmen untuk tidak memberikan komisi dalam bentuk apapun kepada customer.


Dalam percakapan tersebut saya menggali, kenapa nampaknya teman saya tersebut, tidak kunjung naik kariernya. Padahal dia seorang sarjana dan bekerja ditempat itu sudah puluhan tahun.

“Ah ngapain pak jadi manajer, gajinya tidak terpaut banyak. Tetapi pekerjaannya luar biasa banyak. Waktu kerja jadi tidak terbatas. Sering dimarah-marahin. Enakan begini santai.” Jawabnya ketika saya tanya tentang kariernya.

Akhir-akhir ini saya mendengar, dia telah dipromosikan menjadi manajer namun beberapa bulan kemudian diturunkan kembali karena rupanya dia tidak sanggup menanggung beban dan tugas sebagai seorang manajer.

Sahabatku, bagaimana anda memandang cerita diatas? Ya, inilah kehidupan, sebagaimana layaknya di sekolahan. Ketika anda mampu menerima pelajaran dan kemudian dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, maka anda layak naik kelas. Ketika anda memang pantas naik kelas, maka anda akan bisa bertahan atau berprestasi di kelas yang lebih tinggi tersebut.Namun jika ada anak yang tidak mampu mencerna pelajaran dan mengerjakan soal-soal, kemudian si guru merasa kasihan dengan anak tersebut dan menaikkannya. Kemungkinan besar yang terjadi adalah anak tersebut tambah stress dan terpaksa guru menurunkan lagi kelasnya.

Dari cerita diatas dapat diambil pelajaran, ternyata kesuksesan itu berbanding lurus dengan kesanggupan beban yang dipikul. Makin besar beban yang mampu dipikul makin besar pula tingkat kesuksesan yang dapat diraih. Dengan kata lain, jika anda hanya mampu menyelesaikan permasalah Desa, maka anda hanya pantas sebagai kepala desa. Jangan bermimipi jadi camat apalagi jadi Bupati. Jika anda hanya mampu menanggung beban tugas Bupati, jangan bermimpi jadi Gubernur atau Presiden.

Lalu bagaimana agar kita mampu terus berkembang dan menanggung beban makin besar dan luas?. Otot dan otak kita telah memberi pelajaran. Otot yang kuat atau otak yang cerdas adalah otot atau otak yang selalu dilatih. Dimulai dari beban atau persoalan yang ringan terus berkembang menjandi beban dan permasalahan yang berat. Dimulai dari beban atau permasalah yang sempit menuju permasalahan yang luas dan komplek

Ketika karier anda masih staf, bayangkan apa yang akan anda lakukan ketika anda menduduki jabatan Manajer. Mulailah berpikir dan belajar bagaimana mengurus bawahan, menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh seorang manajer. Jadilah sebagai manajer informal. 

Kerjakan pekerjaan meskipun itu bukan bagian anda. Bantulah teman anda yang mengalami kesulitan baik pribadi maupun dalam pekerjaan meskipun mereka bukan sebagian dengan anda. Jika anda tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membantu teman tersebut, belajarlah atau tanyakan pada teman anda yang lain yang mengethaui permasalahannya.

Lo, kenapa kita mesti capek-capek begini? Anda melakukan semua ini adalah dalam rangka latihan dan mempersiapkan diri anda untuk menanggung beban dan permasalahan yang lebih berat lagi. Jika tugas anda sekarang ini hanya mengangkat beban 10 kg, tetapi tubuh anda sudah terlatih mengangkat beban 25 kg, bukannya anda tidak akan keberatan dan kesusahan jika anda dinaikkan pangkat dan diminta menanggung beban 25 kg?

Bersiap diri seblum tugas datang. Memantaskan diri sebelum tugas yang diharapkan datang. Bukankah itu kehidupan yang menyenangkan, tanpa beban dan kepayayaan. Karena keadaan dan kekuatan anda selalu diatas beban yang anda tanggung 
Semoga bermanfaat. See you at the top
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Mau Usaha?? Benahi Mentalmu Dulu

Posted: 07-09-2016
Hasil gambar untuk usaha itu memang berat
Teringat kembali di tahun 1997 ketika masih kuliah di semester 4. Sama seperti sebagian besar teman-teman kuliah yang lain, waktu itu saya bercita-cita untuk bekerja di perusahaan besar atau menjadi PNS setelah lulus. Cita-cita ini terpatri kuat di dalam dada dan selalu diingatkan terus-menerus oleh keluarga. Selalu teringat pesan orang tua ketika mau berangkat kuliah, “belajar yang rajin biar nanti bisa jadi pegawai syukur-syukur bisa jadi PNS”. Tidak terasa dalam alam bawah sadar saya selalu membenarkan nasehat keluarga tersebut sehingga menutup diri terhadap peluang lain. Artinya nyaris tidak ada pikiran untuk mencari alternatif pekerjaan setelah lulus selain menjadi pegawai. Maka yang saya lakukan juga lazimnya mahasiswa lain, belajar giat dan mengejar IPK tinggi supaya bisa melamar pekerjaan di tempat yang dicita-citakan.
Persepsi saya mulai berubah ketika bertemu seorang senior yang telah menjadi pengusaha. Sebuah pertanyaan sederhana yang dilontarkannya membuat saya berfikir keras. Dia bertanya: “kalau kamu jadi karyawan mungkin gak gajimu bulan depan naik 500%?, jawabanku: kemungkinannya kecil, gaji PNS saja tidak mungkin naik sebesar itu. Dia melanjutkan: “kalau kamu jadi pengusaha maka kamu bisa menghasilkan berkali lipat dan bisa bermimpi penghasilanmu naik 500% bulan depan”. Pertanyaan tersebut benar-benar menghancurkan beragam impian, keyakinan dan klaim kebenaran yang selama ini saya pelihara. Keyakinan bahwa menjadi pegawai atau PNS adalah jalan terbaik untuk mendapat penghasilan seolah lenyap begitu saja setelah mendengar pertanyaan senior saya tersebut.
Mental wirausaha
Selanjutnya dia menawarkan sebuah usaha gorengan kepada saya dan seorang teman kuliah lainnya. Respon pertama yang saya ajukan adalah “saya pikir-pikir dulu mas”. Ketika akan membuka lapak gorengan, musuh terbesar adalah ketakutan dan keraguan diri sendiri. Rasa malu, takut rugi, tidak peraya diri, malas, dan beragam keraguan menghantui pikiran saya ketika itu. Padahal untuk membuka usaha gorengan modal sudah disediakan. Mulai dari gerobak, peralatan, bahan, dan tenda sudah disiapkan. Intinya Cuma butuh kemauan dan semangat untuk menjalankan usaha itu. Tapi justru persoalan mental dari saya sendirilah yang menghalangi usaha tersebut. Setelah berhari-hari berfikir, akhirnya saya bulatkan tekad untuk menerima tawaran tersebut. Awal memulai usaha jualan gorengan memang berat, tetapi setelah berjalan beberapa waktu rasanya menjadi lebih menyenangkan. Hasil yang besar (untuk ukuran mahasiswa ketika itu) semakin membuat semangat berlipat-lipat.

Pengalaman membuka usaha ketika mahasiswa tersebut memberikan pelajaran berharga. Ternyata persoalan terbesar yang muncul pada calon wirausahawan adalah ketidaksiapan mental. Takut rugi, tidak berani mengambil resiko, malu, malas, dan ragu adalah persoalan mental yang selalu menghantui calon wirausahawan. Persoalan lain seperti permodalan, manajerial dan mencari peluang masih bisa dihadapi. Orang bisa membuka usaha bahkan tanpa modal uang sedikitpun jika ia memiliki semangat dan kemauan keras. Contohnya ia bisa memulai bisnis makelar atau menjualkan produk orang lain. Seorang teman mulanya memulai bisnis dengan modal membuat kartu nama. Dalam kartu nama tersebut dicantumkan kalau dia adalah supplier buah, baju, dan produk lainnya. Caranya dengan menemui pemilik barang dan menawarkan kerjasama pemasaran.
Mulai dari keluarga
Persoalan mental yang dihadapi oleh para calon wirausahawan ini ternyata dibentuk dari mitos-mitos yang dikembangkan di lingkungan keluarga dan pendidikan. Susah, resiko tinggi, kurang menjanjikan, tidak dihormati. Ini juga yang sempat saya rasakan ketika menceritakan proses membuka lapak gorengan kepada orang tua. Mereka tidak melarang tetapi selalu mengatakan kalau lebih baik menjadi pegawai yang mapan, tidak beresiko. Berusaha kecil seperti itu dianggap tidak menjanjikan, dan tidak dihormati.
Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sektor jasa yang besar, namun rakyatnya lebih memilih jadi pekerja daripada mengolahnya. Lebih memilih menunggu perusahaan asing mengekslporasi kekayaan alam dan melamar pekerjaan kepada mereka. Persoalan mental ini harus segera dirubah. Mentalitas pekerja yang tertancap kuat dibenak sebagian besar generasi muda bangsa ini harus dirubah. Untuk memulai perubahan tersebut keluarga adalah wadah yang tepat. Nilai-nilai yang ditanamkan di keluarga akan terus diingat dan menjadi rujukan nilai-nilai hidup seseorang. Memori ini terus terbawa sampai besar sehingga mempengaruhi mental.
Dari keluarga bisa dipupuk mental dan semangat berwirausaha. Caranya dengan menanamkan semangat sukses yang bisa diperoleh dengan beragam jalan. Wirausaha memiliki potensi masa depan yang menjanjikan. Orang tua bisa menceritakan tokoh-tokoh wirausahawan yang sukses sehingga anak termotivasi. Ketika anak sudah mulai termotivasi dukunglah mereka untuk memulai usaha meskipun masih duduk di bangku sekolah. Tujuannya tidak selalu menghasilkan keuntungan materi tetapi lebih utama menguatkan mental dan membuka cara pandang anak tentang dunia usaha.
Ketika mereka ditimpa kegagalan dalam berwirausaha, dukunglah mereka dan yakinkan bahwa mereka telah menempuh jalan yang tepat. Kegagalan adalah bagian dari proses yang harus dilewati. Ajak mereka untuk menganalisa kegagalan tersebut dan merumuskan strategi baru untuk mengembangkan bisnis. Anak-anak yang mendapat dukungan kuat dari keluarganya akan lebih berani menjadi pengusaha daripada mereka yang tidak mendapat dukungan.

Memperbaiki kurikulum pendidikan
Setiap tahun, lembaga-lembaga pendidikan menghasilkan pengangguran, karena mereka tidak didorong untuk menjadi pelaku wirausaha. BPS mencatat jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 118 juta. Jumlah Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24 Juta Orang. Sebagian dari mereka adalah para sarjana yang masih sibuk menawarkan ijazah setelah lulus kuliah.. Kenyataan ini terlihat nyata dari antrean pelamar PNS yang jumlahnya ratusan ribu setiap tahunnya. Acara Job Fair dan sejenisnya selalu laris manis diikuti anak muda yang baru lulus sekolah. Pendidikan kita menghasilkan mental pegawai karena mayoritas di ruang-ruang kelas itulah yang diajarkan. Guru dan dosen tidak cukup memberikan motivasi yang kuat agar para siswanya mampu mandiri. Di kampus misalnya, banyak perguruan tinggi yang memiliki kurikulum wirausaha, tapi yang terjadi adalah mencetak sarjana wirausaha bukan wirausahawan. Mereka mengetahui teori berwirausaha tapi tidak mampu mempraktekkannya.

Model bisnis inkubator dalam kurikulum pendidikan kita nampaknya harus segera direalisasikan. Misalnya, mata kuliah atau mata pelajaran yang berkaitan wirausaha harus dibarengi dengan praktek yang memadai. Di beberapa universitas sudah menerapkan usaha positif untuk mencetak wirausahawan. Misalnya, dalam satu semester setiap mahasiswa harus memiliki usaha. Jenis dan besarnya usaha bukan menjadi perhatian utama, tetapi keberanian untuk membuka usaha itulah yang dituju. Sinergi antara peran keluarga dan dunia pendidikan akan menghasilkan generasi muda yang memiliki mental kuat berwirausaha. Persoalan mental inilah yang harus menjadi perhatian utama sebagai basis kemamuan orang untuk berwirausaha.
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Senin, 05 September 2016

KISAH SANG PENGHUNI SURGA


Posted: 05-09-2016
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’
Dia menjawab, ‘Silahkan!’
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia berbicara, kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”
Sumber: Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak,
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Jumat, 02 September 2016

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah


Posted:02-09-2016
“ … Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga …” (HR. Muslim)
Allah itu Siapa?
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran).

Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Na’uzubillaahi min dzaliik.

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Tanya 2: “Bu, Bentuk Allah itu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita nggak bisa lihat Allah?”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”


Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Jawablah:
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini:
“Bentuk Allah itu seperti anu...ini...atau itu...”, karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Jawablah begini:
“Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,...semuanya...nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)

“[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS asy-Syura: 11)

Tanya 3: “Bu, kenapa kita nggak bisa lihat Allah?“
Jangan jawab begini:
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid ayat 3:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya, lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surah Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un, Allah itu bukan sesuatu, tidak sama dengan sesuatu, melainkan Pencipta segala sesuatu.

Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallaam sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.

إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦) مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ (١٧)

“[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya.” (QS an-Najm: 16-17)
{ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}

Jawablah begini:
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris).
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak kan...? karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari saja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya kan?!”

Atau bisa juga beri jawaban:
“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga nggak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Maha Besar.”

Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”

Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di atas...di langit...atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di Surga, berarti lebih besar Surga daripada Allah…berarti prinsip "Allahu Akbar" itu bohong?.

ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ‌ۚ
“Dia bersemayam di atas ’Arsy.”
Minggu, 22 November 2015 14:00 WIB, salingsapa.com
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Kamis, 01 September 2016

Perbedaan Keuntungan Les Privat dan Bimbingan Belajar

Posted: 01-09-2016
Walau sudah belajar keras, kadang kita masih gelisah, deg-degan, khawatir tidak bisa mengerjakan ujian akhir. Walau tinggal beberapa minggu lagi, tak ada salahnya kita mempersiapkan diri, misalnya dengan belajar bersama, ikut les privat atau bimbingan belajar di sekolah.
Hasil gambar untuk manfaat les privat
Di sekolah kita memang sudah belajar, tetapi di rumah kita harus belajar lagi. PR adalah latihan dalam memecahkan soal.
Paling enak bila kita bisa belajar bersama, di sana kita bisa bertanya langsung tentang hal-hal yang tidak dimengerti.
Tetapi kadang belajar di sekolah pun kita merasa masih kurang. Untuk itulah kita membutuhkan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, yang disebut les.
Kita bisa mengikuti les privat, semiprivat (berkelompok), atau bimbingan belajar (bimbel) yang diadakan lembaga bimbingan belajar.
Les privat berlangsung di rumah, dengan guru les dipanggil ke rumah. Karena hanya menghadapi satu murid, guru privat punya waktu untuk menerangkan dengan lebih rinci dan jelas.
Les privat cocok untuk kita yang ingin belajar dengan suasana tenang, tidak berisik. Terutama buat kamu yang agak malu bertanya di dalam kelas. Dengan guru privat, kita bisa bertanya sepuas-puasnya.
Sama seperti les privat, les ini juga diadakan di rumah. Tetapi pesertanya lebih dari satu. Bila punya kelompok belajar, kamu bisa mengajak kelompok belajar dan memanggil guru les ke rumah.
Lebih enak lagi kalau tempat lesnya berpindah- pindah sehingga semua peserta mendapat giliran rumahnya menjadi tempat kursus.
Ada beberapa sekolah yang setiap menghadapi kenaikan kelas mengadakan bimbingan belajar (bimbel) untuk sekelas. Tidak ada keharusan ikut, kalau kamu memang memilih ikut les privat atau semiprivat.
Bimbingan belajar di kelas ini sebetulnya lebih menarik karena banyak teman, dengan guru yang sama. Karena bimbingan belajar ini di luar jam pelajaran biasa, suasananya lebih santai, maka pelajaran pun biasanya lebih mudah dicerna.
Selain bimbingan belajar yang diadakan di sekolah, sekarang banyak sekali tempat kursus yang mengadakan bimbel.
Ada keuntungan bagi teman-teman kelas enam ikut bimbel. Karena di bimbel selain mengulang seluruh pelajaran, kita juga diajak mengerjakan soal-soal ujian tahun-tahun sebelumnya.
Untuk menghadapi ujian akhir kita memang harus rajin latihan, tidak sering bolos bimbel, dan mencapai nilai tertentu untuk setiap try out (uji coba) yang diadakan.
Boleh santai asal tetap sopan
Les di rumah, ikut semiprivat, atau bimbingan belajar, harus kita sadari dari awal sifatnya hanya pelajaran tambahan. Berhasil tidaknya kita ikut kegiatan ini, tergantung sikap kita sendiri. Agar kita termotivasi belajar dengan tekun, siapkan sikap saat berangkat kursus dengan:
1. Pakailah pakaian yang sopan, tetapi nyaman agar tidak mengganggu konsentrasi.
2. Kita boleh menggunakan sepatu sandal, atau sandal yang ringan, asal bukan sandal jepit.
3. Tetaplah hormat kepada pembimbing walau kita tidak memanggil bapak atau ibu seperti di sekolah.          Panggilan guru pembimbing biasanya kakak.
4. Berteman dengan baik dengan sesama peserta, yang biasanya dari beberapa sekolah berbeda. Keakraban dengan sesama peserta membuat suasana belajar lebih nyaman.
5. Usahakan tidak sering membolos, tetap mempertahankan semangat belajar.
6. Suasana kelas memang lebih santai, tidak seserius belajar di sekolah.
Maharani Aulia, Penulis Lepas; Tinggal di Surabaya.
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

7 Manfaat Bimbingan Belajar Melalui Les Privat Bagi Anak

Posted: 01-09-2016
Bimbingan belajar dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar anak. Salah satu bentuk bimbingan belajar yang memiliki banyak kelebihan adalah dengan les privat. Dengan les privat anak akan mendapatkan bimbingan belajar secara pribadi. Berikut beberapa manfaat bagi anak yang mengikuti bimbingan belajar secara privat.
1. Meningkatkan Kemampuan Akademik
Bimbingan belajar dapat membantu meningkatkan kemampuan akademik anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Les privat menyediakan waktu belajar tambahan bagi anak selain waktu belajar di sekolah.

2. Waktu Belajar Fleksibel
Dengan mengikuti bimbingan belajar secara privat, anak dapat menyesuaikan jadwal belajar dengan waktu yang tersedia.

3. Lebih Fokus
Dengan les privat, guru les dapat memberikan fokus pengajaran pada pelajaran dan topik tertentu yang lebih urgen misalnya saat akan ulangan matematika, saat ada PR, dan memberikan penekanan pada topik pelajaran yang sulit dikuasai anak.

4. Pendekatan yang Lebih Personal
Guru les umumnya dapat segera mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa yang dididiknya. Hal ini kan membantu guru les menentukan metoda terbaik untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kemampuan akademik anak.

5. Mudah Dipantau Orangtua
Bimbingan belajar dengan les privat membuat orangtua lebih mudah memonitor aktivitas belajar anak. Orangtua juga dapat berkonsultasi setiap saat dengan guru les untuk memantau perkembangan kemampuan akademik anak.

6. Anak Lebih Berkonsentrasi
Les privat menggunakan fasilitas belajar sendiri yang lebih nyaman, dan anak selalu ditemani oleh guru les sehingga anak akan lebih mudah berkonsentrasi dalam belajar.

7. Membantu Orangtua yang Sibuk
Bimbingan belajar dengan les privat sangat membantu orangtua yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk menemani atau memberikan bimbingan kepada anak saat belajar
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

Tips Hidup Sehat

Posted: 01-09-2016
Remaja yang sehat, pasti remaja yang oke abis dong!
Kalau dengar kata sehat, pasti kabayang akan olaraga yang uuhhhh….,males banget ngelakuinnya. Tapi selain itu banyak hal lagi yang perlu diperhatikan.
Hasil gambar untuk hidup sehat
  1. Break minuman tak sehat
Minum air putih minimal 8 gelas sehari. Menurut penelitian tubuh kita kehilangan air satu liter perhari yang setara dengan 8 gelas sehingga kita harus menggantinya.
  1. Break Junk Food
Sebisa mungkin kurangi junk food, karena kandungan gizinya kurang lengkap. Kebanyakan junk food bisa menyebabkan terganggunya metabolism dalam tubuh kita.
  1. Break Dugem
Tidur cukup. Rata-rata kita butuh tidur 8 jam sehari untuk mengembalikan kondisi fisik setelah bekerja seharian.
  1. Break dari Narkoba
Hindari rokok dan narkoba. Sebelum terlanjur, jauh-jauh dech dari 2 hal itu. Nggak ada manfaat dan banyak ruginya dech buat kita. Ngapain juga harus buang duit banyak untuk membuat sarang racun ditubuh kita.
  1. Break Negative Thinking
Positif thinking, please buanget ya!!
Situasi apapun usahakan untuk berpikir positif. Pikiran negative hanya akan menutup mata hati dan akal sehat kita.
Biar sibuk sempetin dech cari waktu luang / break..
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

7 Cara Efektif dan Efisien dalam Belajar



Posted: 01-09-2016
Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik. Ada beberapa cara atau tips dalam berlajar denggan baik, seperti dilansir organisasi.org.
Berikut ini adalah tips dan triks yang dapat menjadi masukan berharga dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan atau ujian :
1. Belajar Kelompok
Merupakan cara belajar yang menyenangkan karena Anda ditemani oleh teman-teman dan biasanya lebih santai dalam belajarnya. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.
2. Rajin Membuat Catatan Intisari Pelajaran
Bagian terpenting dalam suatu pembelajaran adalah mencatat semua ajaran yang diberikan bapak atau ibu guru, dan dapat dilakukan dibuku kecil atau notebook. Tapi perlu diingat bahan catatan tadi jangan dijadikan media untuk mencontek dalam ujian.
3. Disiplin Dalam Belajar
Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan disiplin dalam berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat disiplin dalam diri Anda, dapat dipastikan pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien.
4. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya
Ada pepatah Malu bertanya sesat di jalan, ternyata pepatah ini benar, terlebih jika dalam pelajaran. Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya. 
 5. Belajar Dengan Serius dan Tekun
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian. Ketika waktu luang baca kembali catatan yang telah dibuat tadi dan hapalkan sambil dimengerti.
Jika Anda sudah merasa mantap dengan suatu pelajaran maka ujilah diri sendiri dengan soal-soal. Setelah soal dikerjakan periksa jawaban dengan kunci jawaban. Pelajari kembali soal-soal yang salah dijawab.
6. Hindari Belajar Berlebihan
Ternyata sesuatu yang berlebihan tidaklah bagus, begitu juga dalam belajar, seperti jika waktu ujian atau ulangan sudah dekat biasanya kita akan panik jika belum siap. Jalan pintas yang sering dilakukan oleh pelajar yang belum siap adalah dengan belajar hingga larut malam / begadang atau membuat contekan.Sebaiknya ketika akan ujian tetap tidur tepat waktu karena jika bergadang semalaman akan membawa dampak yang buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.
7. Jujur Dalam Mengerjakan Ulangan Dan Ujian
Hindari mencontek ketika sedang mengerjakan soal ulangan atau ujian, karena dengan mencontek dapat membuat sifat kita curang dan pembohong. Kebohongan bagaimanapun juga tidak dapat ditutup-tutupi terus-menerus dan cenderung untuk melakukan kebohongan selanjutnya untuk menutupi kebohongan selanjutnya
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين