SOLUSI CERDAS PUTRA - PUTRI ANDA UNTUK MENGGAPAI CITA - CITA

Kamis, 21 Juli 2016

Bagaimana Orangtua Menumbuhkembangkan Kecerdasan Anak

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Bagaimana Orangtua Menumbuhkembangkan Kecerdasan Spiritual Anak


Posted: 22-07-2016
Seri ini berguna bagi orang tua sebagai panduan pemahaman dan praktis orang tua dalam upaya menumbuhkan kecerdasan anak-anak mereka. Untuk menjadi seorang arsitek, seseorang bisa mempelajari pengeahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalani profesinya. Namun belum ada sekolah untuk pera calon orang tua. Padahal menjadi orang tua itu tidak mudah.

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa menjadi orang tua tidak bisa dilakukan oleh seorang pengecut. Artinya, menjadi orang tua adalah suatu keputusan untuk menjalani suatu proses belajar, tumbuh, dan berkembang bersama dengan anak-anak kita. Tidak perna ada dan tidak akan ada orang tua sempurna di dunia ini. Yang terpenting bukanlah apakah kita sudah menjadi orang tua yang paling baik atau tidak, melainkan apakah kita sudah senantiasa berusaha untuk menjadi makin bijak dalam proses tumbuh kebang kita sebagai orang tua.

Oleh karena itu, buku-buku dalam seri Menjadi orang tua bijak ditulis untuk membantu orang tua atau calon orang tua di Indonesia dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Ada berbagai topi yang diketengahkan dalam Seri Menjadi orang tua Bijak ini. Topik dalam buku ini adalah 101 Cara Menumbuhkan Kecerdasan Anak Anda.Seperti juga keunggulan-keunggulan lain manusia, potensi kecerdasan adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk setiap manusia. Selanjutnya, manusia mempunyai banyak sekali kesempatan untuk mengembangkan kecerdasannya secara optimal. Dalam konteks pengasuhan anak, orang tua mempunyai peran yang sangat penting dalam menumbuhkan kecerdasan anak mereka.
101 cara praktis ditulis dalam konteks Indonesia agar bisa diterapkan oleh orang tua demi proses pengasuhan dan pendidikan anak yang efektif. Kalaupun ada satu bagian cara dalam buku ini yang sudah terlanjur dilanggar oleh orang tua, setidaknya orang tua menyadari kesalahannya dan melakukan upaya-upaya lain untuk meminimalkan dampak yang mungkin ada atau akan ada sebagai akibat dari kesalahan tersebut. Seandainyapun tidak mungkin lagi melakukan upaya-upaya tersebut, seandainya orang tua akan lebih memahami dan menerima anaknya apa adanya.

Apa itu kederdasan?

Salah satu hal yang membedahkan manusia dengan makhluk hidup lainnya adalahkecerdasan. Manusia memiliki kecerdasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan makhluk hidup lainnya. Dengan kecerdasannya ini, manusia bisa menguasai dunia dan melangsungkan peradaban. Kecerdasan manusia bisa berkembang sejalan dengan interaksi manusia dengan alamnya. Dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan potensi kecerdasannya.

Seorang ilmuan bernama Jean Piaget meneliti mengenai perkembangan proses berpikir dan tahapan perkembangan ini. Piaget banyak mendapat data berdasarkan pengamatan atas anak-anaknya sendiri dan di laboratoriumnya. Menurut Piaget, tahapan proses belajar dan perkembangan berpikir manusia adalah sebagai berikut:

1.      Tahapan Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
2.      Tahapan Preoperasional (usia 2-6 tahun)
3.      Tahapan Operasional
a.      Operasional Konkret (usia 6-12 tahun)
b.      Operasional Formal (usia setelah 12 tahun)

Sebelum mencapai usia 2 tahun, anak manusia berinteraksi dengan alam dan belajar melalui panca indra. Seorang bayi suka memegang, mencium, meraba, melihat, mendengar, memasukan barang kemulutnya, dan merasa sebagai bagian dari proses pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya. Seorang anak memperoleh kemampuan bahasa melalui beberapa strategi, yakni meniru, mengulangi, merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan menggunakan kata-kata dalam konteks. Selain itu, bayi juga bisa memberi reaksi dari perkataan-perkataan orang dewasa.

Pada tahapan pra-operasional, anak lebih lanjut menjelajahi dunia sekitarnya. Dia sudah menghitung, menggunakan bahasa untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, dan mengerti hubungan sebab akibat. Pada tahapan ini anak belajar mengenai dunia di sekitarnya melalui kata-kata dan gambar. Karena itu tahapan ini juga dikenal dengan perkembangan berpikir simbolik. Anak mulai bisa belajar sedikit demi sedikit melepaskan sifat egosentrisnya dan bereaksi terhadap relasi sosial. Anak belajar menyesuaikan diri dengan pola pikir orang lain. Anak suka menirukan gerakan dan ucapan orang lain yang dianggapnya menarik dan menciptakan pola baru yang lebih rumit. Tapi anak belum bisa berpikir secara logis dan abstrak.

Tahapan operasional dibagi menjadi dua, operasional konkret dan formal. Pada tahapan operasional konkret, anak belajar membentuk sistem logika. Daya konsentrasi meningkat. Anak bisa berpikir dan berimajinasi dengan situasi-situasi konkret. Dia juga dapat membedakan sudut pandang penilaiannya dengan orang lain dan mampu mengkoordinasikan perbedaan tersebut dengan melihat dimana perasaannya. Dia menyadari adanya peraturan, misalnya dalam permainan atau dalam masyarakat. Dia bisa berpikir sebelum bertindak.

Setelah tahapan operasional konkret ini bisa dilalui dengan baik, seseorang akan memasuki tahapan operasional formal. Pada tahapan yang akhir ini, dia bisa memahami suatu sistem dan pola-pola yang lebih kompleks dan abstrak. Menurut Piaget, tidak semua orang dewasa sudah berhasil melalui tahapan operasional konkret dan perkembangan pada tahapan operasional formal.

Selanjutnya ada beberapa pakar lain yang mengemukakan teorinya mengenai kecerdasan. Beberapa pakar ini kemudian menyusun dan mempopulerkan alat-alat ukur atau tes inteligensi (IQ atau intelligence quotient), di antaranya Wechsler dan Stanford-Binet. Pada umumnya, tes-tes inteligensi ini mengukur kemampuan anak dalam bidang matematika, logika, dan verbal saja sesuai dengan usia kronologis anak.

Dr. Howard gardner mengubah perspektif mengenai kecerdasan. Dalam teori Dr. Gardner, kecerdasan bukan lagi hanya mencakup kemampuan menghitung (kecerdasan logika matematika) dan kemampuan menggunakan bahasa (kecerdasan linguistik) melainkan mencakup beberapa dimensi lain. Konsep Gerdner sering menjadikan acuan dan dalam beberapa tahun terakhir ini juga mengalami beberapa modifikasi dan penambahan.

Dalam pemahaman yang populer saat ini, kecerdasan manusia mempunyai sedikitnya 9 dimensi, yakni:

1.      Kecerdasan musikal

Dari perspektif neurologis, kecerdasan musik adalah kecerdasan yang paling awal tumbuh dalam diri manusia. Detak jatung, denyut nadi, dan suara pencernaan makanan dalam rahim ibu merupakan materi awal yang diterima seorang anak manusia dalam menumbuhkan kecerdasan musikalnya. Kecerdasan musikal mempunyai pengaruh yang sangat besar pada perasaan manusia.

2.      Kecerdasan gerak tubuh

Kecerdasan ini memungkinkan koordinasi antara otak dan tubuh manusia. Secara minimal, kecerdasan gerak tubuh ini dibutuhkan manusia untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Jika kecerdasan ini bisa dikembangkan secara optimal, seseorang bisa melakukan koordinasikan tubuhnya secara luar biasa seperti yang dilakukan oleh penari, atlet, pemain akrobat, pesulap, dan sebagainya.

3.      Kecerdasan visual spatial

Kcerdasan ini meliputi kemampuan untuk memahami dan menguasai relasi benda dalam ruang serta visualisasi grafis serta manipulasi mental terhadap benda-benda.
Daya imajinasi dan visualisasi merupakan bagian penting dari kecerdasan visual spatial.

4.      Kecerdasan logika matematika

Kecerdasan logika matematika memungkinkan seseorang untuk melakukan penghitungan, pengukuran, pemikiran induktif dan deduktif serta mengenali pola-pola abstrak. Kecerdasan ini tumbuh sangat dini dalam proses perkembangan manusia. Sejak pada tahapan yang sangat dini, manusia mancari bentuk dan pola. Pada tahapan perkembangan yang lebih maju, kecerdasan ini mencakup kemampuan memahami pola-pola pemikiran logis dan abstrak.

5.      Kecerdasan linguistik

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan sistem bahasa manusia untuk berkomunikasi. Kecerdasan ini meliputi kemampuan mendengarkan, bercakap, membaca, dan menulis untuk berbagi tujuan seperti memberi informasi, menghibur, mengungkapkan pendapat dan argumen serta menyakinkan orang lain.

6.      Kecerdasan intrapersonal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk keluar dari dirisendiri dan memahami diri sendiri. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidupyang mampu mengembangkan kesadaran diri. Pemahaman akan perasaan-perasaan dan pemikiran-pemikiran diri sendiri merupakan bagian dari kecerdasan intrapersonal.

7.      Kecerdasan interpersonal

Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk memahami perasaan, suasana hati, keinginan, dan temperamen orang lain. Dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi, orang bisa bekerja sama dengan orang lain dan melakukan sinergi untuk membuahkan hasil-hasil positif.

8.      Kecerdasan naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kepekaan terhadap alam dan isinya (flora dan fauna) dan kemampuan untuk memahami serta menghargai dampak alam terhadap diri sendiri dan dampak tindakan sendiri terhadap alam. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi berbagai macam flora dan fauna serta menikmati persekutuan dengan alam.

9.      Kecerdasan spiritual atau eksistensialis

Kecerdasan ini adalah kepekaan terhadap keberadaan diri sendiri dan kemampuan memahami relasi diri dengan Sang Pencipta. Dengan kecerdasan ini, manusia bisa memahami dan memaknai kehidupannya sebagai bagian dari suatu rencana besar untuk kebaikkan seluruh umat manusia dan kemulian Tuhan.

Berapa pakar lain (misalnya, Daniel Goleman) menambahkan kecerdasan emosional yang sebetulnya tidak berbeda jauh dengan gabungan antara kecerdasan intrapersonal dan interpersonal dalam kerangka Gardner. Kemudian ada pula tambahan kecerdasan dalam menghadapi tantangan ( adversiyt intelligence ).

Sebelum Gardner mengemukakan konsep kecerdasan majemuk, pemahaman atas kecerdasan manusia sangat sempit. Hanyak anak atau orang yang mempunyai kemampuan matematis dan bahasa saja yang dianggap cerdas. Yang lainnya dianggap bodoh walaupun mereka mempunyai kemampuan di bidang yang lain. Jadi yang ada hanya anak yang cerdas, anak yang bodoh, dan anak yang rata-rata. Pengkategorian yang menyesatkan ini manjadi makin parah dalam kebijakan dan praktik-pratik pengajaran di banyak sekolah. Sekolah-sekolah formal mrnitikberatkan pada pelajaran-pelajaran yang mengadalkan kecerdasan matematis dan verbal saja seperti misalnya pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam ( fisika, kimia, biologi ), dan bahasa, sedangkan dimensi kecerdasan yang lainnya (musikal, gerak tubuh, intrapersonal, visual spatial, dan maturalis) kurang mendapatkan posi yang selayaknya dan biasanya dimasukkan dalam mata pelajaran yang tidak utama atau bahkan pada alokasi ekstra kulikuler.

Dalam langka teori Graner, setiap anak dipandang unik karena mempunyai karakter dan kombinasi kecerdasan yang berbeda-beda. Anak A mungkin mendapatkan nilai-nilai rapor yang lebih baik dibandingkan anak B. Tapi anak B mungkin mempunyai keunggulan di bidang musik atau relasi interpersonal yang tidak dimiliki oleh anak A. Yang menjamin keberasilan seseorang di masa depan bukanlah nilai-nilai rapor sekolahnya semata melainkan seberapa sadar dia akan potensi kecerdasannya dan seberapa optimal dia sudah mengembangkan kecerdasannya itu.

 Mengapa orang tua memperhatikan ini?

Manusia dikaruniai kecerdasan untuk bisa bertahan hidup, mengatur dunia beserta isinya demi kebaikan bersama dan memuliakan Penciptanya. Manusia juga dikaruniai kecerdasan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya agar bisa saling bekerja sama dan melengkapi. Ketika baru dilahirkan, seorang anak sudah mempunyai kecerdasan namun masih sangat bergantung pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses selanjutnya anak berhasil bertahan hidup dan makin meningkatkan berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada orang dewasa dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Kombinasi antara potensi kecerdasan dan berbagai kesempatan dalam lingkungan belajar anak (keluarga, sekolah, dan masyarakat) akan menumbuhkan kecerdasan anak dalam dimensi tertentu.

Keluarga dan orang tua memainkan peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan kecerdasan anak sesuai dengan potensi-potensinya. Apa yang didapatkan anak di sekolah masih sangat terbatas. Sehubungan dengan pendidikan anak, yang perlu disadari orang tua adalah bahwa pelajaran-pelajaran di sekolah yang demikian berat dan menuntut belum merupakan keseluruhan proses belajar dan mengajar yang harus dialami oleh anak. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa orang tua harus menambah lagi beban anak. Secara kuantitaf, pelajaran di kebanyakan sekolah sudah cukup atau bahkan melampuai batas. Karena berbagai keterbatasannya, sekolah kurang mampu membuat kegiatan belajar mengajarnya menjadi bermakna, relevan, dan sesuai dengan keunikan dan potensi kecerdasan masing-masing anak. Sebaliknya orang tua tidak menyerahkan proses pendidikan anaknya secara total kepada pihak sekolah. Yang perlu diimbangi di rumah adalah aplikasi dari pelajaran-pelajaran sekolah tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan penciptaan lingkungan belajar yang sesuai dengan potensi kecerdasan anak.

Setiap anak perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kecerdasan minimal dalam berbagi dimensi (musikal, intrapersonal, interpersonal, naturalis, spiritual atau eksistensialis). Namun tidak semua anak-anak lainnya. Biarkan setiap anak harus dicetak dalam cetakan yang sama dengan anak-anak lainnya. Biarkan setiap anak tumbuh dan mengembangkan keunggulan sesuai dengan minat, kemampuan, dan potensinya.

Apa yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan kecerdasan anak?

Orang tua bisa berbuat banyak sekali dalam mencerdaskan anak. Tapi yang perlu disadari adalah bahwa orang tua tidak memberikan atau memaksakan kecerdasan anak. Potensi kecerdasan manusia adalah anugera Tuhan. Namun orang tua bisa berperan menumbuhkan kecerdasan anak. Pemakaian kata menumbuhkan ini mengingatkan kita pada proses pertumbuhan tanaman. Tanpa perawatan, ada banyak tanaman yang bisa tumbuh liar dengan sendirinya. Begitu pula dengan baik. di dunia ini ada banyak anak yang kurang beruntung dan tidak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan dari keluarga yang optimal. Mereka akan tetap tumbuh menjadi manusia. Namun seperti juga tanaman yang kita rawat dengan penuh kasih sayang dan perhatian akan berbuah dengan baik, anak-anak kita akan tumbuh menjadi manusia yang cerdas jika kita merawat, mengasuh, mendidik, dan menghargai mereka dengan baik.

Apa tahapan perkembangan kecerdasan anak? Bagaimana ciri-ciri setiap tahapan? Apa yang perlu diperhatikan orang tua dalam setiap tahapan ini?
Ada banyak teori perkembangan dan kecerdasan anak. Berbagai teori itu akan dipakai sebagai acuan dalam buku dan seri ini. Bahkan kerangka tahapan perkembangan anak yang dipakai di sini juga mengacu kepada berbagai teori itu dengan beberapa penyesuaian pada konteks Indonesia.

Dalam buku ini, 101 cara menumbuhkan kecerdasan anak disajikan secara berurutan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Adapun tahapan perkembangan anak yang dijadikan kerangka dalam buku ini adalah sebagai berikut:

1.      Masa Sebelum 2 Tahun
2.      Masa Usia 2-6 Tahun
3.      Masa Usia 6-12 Tahun
4.      Masa Sesudah 12 Tahun

Pada setiap tahapan, cara-cara umum dalam mencerdaskan anak akan disajikan. Selain itu, kerangka kecerdasan majemuk juga akan menajdi acuan dalam menyajikan cara-cara mencerdasarkan anak.


(2) Masa Sebelum 2 Tahun

Menurut penelitian, pada dua tahun pertama kehidupan menusia, perkembangan otak terjadi begitu pesat. Pada saat anak mengijak usia dua tahun, ukuran utuknya sudah mencapai kurang lebih 80 persen otak orang dewasa. Kenyataan ini menunjukkan pentingnya pola pengasuhan yang benar agar terbentuk dasar-dasar yang baik bagi pertumbuhan selanjutnya. Mula-mula anak selalu menerima saja apa yang ia dapatkan dan tidak mencari apa yang seharusnya dia dapatkan. Namun di akhir tahun pertama dia mulai mencari apa yang diinginkannya dan tidak mau menerima begitu saja.

Perkembangan kecerdasan pada 2 tahun pertama kehidupan manusia sunggu menakjubkan. Kemajuan demi kemajuan terjadi di depan mata orang tua (atau pengasuh) dan merupakan sumber kenikmatan jika orang tua mempunyai cukup waktu dan perhatian terhadap bayinya.

Menurut pakar perkembangan manusia Jean Piaget, tahun pertama kehidupan seorang anak diwarnai dengan dorongan untuk mengenali dunia sekitar melalui sensori motor atau panca indra. Yang juga perlu dicermati adalah kesukaan anak memasukkan makanan atau benda-benda lain ke dalam mulut. Kegiatan ini adalah dorongan alamia bayi untuk mengenali dan menjelajahi dunia di sekitarnya melalui panca indra.

Mengamati perkembangan bahasa anak sangat menarik. Ada 4 strategi seorang anak memperoleh kemampuan bahasa yakni meniru, mengulangi, merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan menggunakan kata-kata dalam konsteks. Pada tahap awal, ocehan seorang bayi kedengarannya seperti tidak bermakna. Padahal ocehan ini merupakan bagian penting dari suatu proses pemerolehan bahasa selain itu, bayi juga bisa memberi reaksi pada perkataan-perkataan orang dewasa. Pada tahap awal, reaksi bayi mungkin tidak terlalu bermakna bagi orang tua. Tapi orang tua sebaiknya terus berupaya mengajak anaknya berkomunikasi. Kemudian bayi akan mengenal nama-nama anggota keluarga yang lain serta bereaksi ketika namanya sendiri dipanggil. Anak juga mengerti perintah sederhana. Setelah itu anak mulai suka meniru dan mengulangi kata-kata orang dewasa di sekitarnya. Baru kemudian anak belajar merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menggunakannya dalam kontek yang sesuai.

Perkembangan sosial anak sangat bergantung pada sering tidaknya anak diberi kesempatan untuk mengenal orang-orang di luar lingkaran keluarga. Makin banyak orang baru yang ditemui dan dikenal anak, akan makin luas pula lingkungan sosialnya. Perkembangan sosial diawali dengan mengenali angguta keluarga serta bersikap ramah (tersenyum dan mau digendong) pada orang yang sudah sangat dikenal dan menolak orang yang belum dikenal.

( 1 ) Sesegera mungkin setelah proses kelahiran, berikan kontak fisik sebanyak mungkin.

Mengapa?
Menurut teori-teori perkembangan dan berbagi penelitian mengenai pertumbuhan danperkembangan anak, kontak fisik dengan pengasuh merupakan kesempatan belajar untuk anak pada tahapan yang sangat dini. Anak perlu merasakan, mencium, mendengar, dan melihat untuk mendapatkan data-data yang akan dia serap dalam proses belajarnya. Bayi yang terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya akan tumbuh menjadi bayi yang merasa aman dan cerdas.

Bagaimana?
o        Peluk dan dekaplah bayi dengan lembut.
o        Berikan kontak dengan benda-benda (selimut, pakaian, dsb) yang mempunyai permukaan lembut.
o        Kenali berbagai macam tangis bayi dan alasannya Kadangkala bayi menangis karena lapar dan haus, kadangkala karena kedinginan atau kepanasan. Kadangkala pula bayi menangis karena menginginkan belaian kasih sayang.
o        Berikan apa yang bayi Anda butuhkan.

( 2 ) Berikan Air Susu Ibu (ASI), terutama pada bulan-bulan pertama.

Mengapa?
ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi sampai dia berusia sedikitnya 1 tahun. Bahkan beberapa saat setelah kelahiran, ASI mengandung kolestrum yang berfungsi sebagai zat yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Menurut penelitian, kandungan gizi dan nutrisi dalam ASI sangat baik untuk menumbuhkan sel-sel otak yang berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak.

Bagaimana?
o        Pesan pada pihak rumah bersalin untk tidak terburu-buru memberikan botol susu kepada bayi Anda. Beberapa dot bayi tidak perlu bersusah payah menyedot susu. Jika bayi sudah keterusan menerima suplai makanan dengan cara yang mudah, refleks menyedot yang dipunyai setiap bayi normal secara alamiah dikhawatirkan bisa menurun. Padahal untuk bisa mendapatkan ASI, bayi juga harus mengerahkan keterampilan menyedotnya.
o        Memberikan ASI tidak selalu mudah. Diperlukan sedikit kesabaran, ketelatenan, dan komitmen terutama pada hari-hari pertama. Pada hari-hari  pertama, ASI belum keluar dengan lancar. Anda tidak perlu berputus asa dan panik. Setiap bayi yang lahir mempunyai kandungan makanan dalam tubuhnya untuk dia bisa bertahan hidup selama sampai 2-sampai 3 hari. Ketika hari-hari pertama ini bisa dilalui dengan baik, selanjutnya akan lebih mudah.
o        Berikan ASI pada bayi setiap saat di membutuhkan, termasuk ketika sedang bepergian. Karena itu, pilih pakaian yang pas dan cocok (saran: pakaian atasan dan bawahan), sehingga Anda bisa dengan mudah dan santun memberikan ASI kepada bayi Anda.
o        Ketika sedang bepergian, misalnya di rumah orang, Anda bisa meminta ijin untuk menggunakan ruangan terpisah atau yang agak sepi untk bisa memberikan ASI. Catatan: mulai banyak tempat-tempat umum, misalnya bandara internasional, yang menyediakan ruangan khusus untuk ibu menyusui.
o        Sewaktu menyusui, peluklah dia dan lihat wajahnya serta belai kepalanya.
o        Ibu yang menyusui prlu mengkomsumsi makanan yang bergizi agar kualitas ASI menjadi baik. Perbayak minum agar ASI bisa lancar.

( 3 ) Jika sudah saatnya makan makanan padat, pastikan asupan gizi dan nutrisi untuk anak Anda cukup baik.
Mengapa?
Pada saat ini, anak mempunyai kebutuhan gizi dan nutrisi agar sel-sel tubuh dan otak bisa berkembang dengan baik. sel-sel otak da ntubuh yang sehat dibutuhkan untuk mengembangkan kecerdasan dalam berbagai bidang.

Bagaimana?
o        Pelajari buku-buku atau majalah-majalah mengenai kebutuhan nutrisi dan gizi untuk anak-anak pada usia di bawah lima tahun (Balita) atau konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi.
o        Variasikan pasokan makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan nutrisi.
o        Buat suasana makan yang menyenangkan. Jangan paksakan makanan tertentu agar tidak malah menimbulkan penolakan anak.

KECERDASAN MUSIKAL

( 4 ) Berikan permainan bunyi-bunyian.

Mengapa?
Bayi menyukai permainan yang mengeluarkan bunyi-bunyian. Melalui indra pendengarannya, bunyi ini akan dia serap sebagai bahanuntuk menumbuhkan kecerdasan musikal.

Bagaimana?
o        Sediakan berbagai permainan yangbisa mengeluarkan bunyi-bunyian. Pastikan mainan ini aman untuk bayi (tidak tajam, tidak beracun, dan tidak terbuat dari benda berukuran kecil yang bisa tertelan).
o        Untuk bayi yang belum bisa duduk, mainan ini bisa digantung di atas ranjang atau di pintu.
o        Untuk anak yang sudah bisa duduk dan merangkak, mainan bisa berupa benda-benda yang bisa dipegang, digoyangkan dan dibunyikan.

( 5 ) Putarlah musik di rumah Anda.

Mengapa?
Eksposur terhadap musik dalam kehidupan anak perlu dimulai sejak dini. Pada usia yang masih sangat muda, anak bisa belajar dan menikmati keindahan musik. Hal ini akan mengarah pada sedikitnya dua hasil positif. Pertama, rasa nikmat yang dialami ketika mendengarkan musik akan menumbuhkan kecintaan pada musik sejak usia yang masih muda. Rasa cinta musik ini akan menjadi dasar yang sanhgat penting untuk belajar musik secara khusus di kemudian hari. Kedua, eksposur terhadap musik akan menumbuhkan kepekaan terhadap nada-nada dan irama-irama yang berbeda sejak dini. Selain itu, kecerdasan musikal lebih ampuh dibandingkan yang lain dalam mempengaruhi perasaan manusia. Kekuatan musik, ritme suara dan getaran mempunyai dampak sangat kuat dalam membentuk berbagai perasaan.

Bagaimana?
o        Sediakan berbagai jenis musik untuk bayi Anda.
o        Putarlah musik untuk mengiringi berbagai kegiatan sehari-hari (makan, sebelum tidur, bekerja, dan sebagainya).
o        Gunakan musik untuk mengatasi perasaan negatif. Jika bayi sedang rewel, putar musik-musik instrumental tang lembut.

( 6 ) Jadikan setiap momen sebagai peluang menumbuhkan kecerdasan musikal.

Mengapa?
Musik tidak hanya dihasilkan melalui alat-alat musik yang memang khusus dibuat secara profesional. Musik bisa ditemui di alam dalam berbagai nada dan bentuk.
Kecerdasan musik adalah kecerdasan yang pertama dikembangkan manusia sejak dalam rahim. Ketika janin masih berada dalam rahim ibu, detak jantung ibu, denyut nadi, aliran darah dan makanan, serta berbagai proses dalam tubuh ibu (pencernaan, misalnya) merupakan sajian musik bagi anak. Dia sudah belajar ritme dan irama melalui detak jantung ibu.
Ketika keluar dari kandungan ibu, bayi juga mendapatkan berbagai macam sajian musik dari lingkungan sekitar (bunyi tokek, jangkrik, ait yang gemericik, dan berbagai kegiatan sehari-hari orang dewasa). Orang tua bisa berperan mengajak anak menemukan keindahan musikal dari setiap momen yang ada.

Bagaimana?
o        Ketika Anda mengendong bayi Anda, bersenandunglah. Bahkan bergerak dan berjalanlah sesuai dengan irama musik.
o        Ketika Anda memasak atau membuat kue, biarkan bayi (yang sudah bisa merangkak atau duduk) bermain-main dengan alat-alat dapur yang aman, misalnya panci, wajan, dan sendok. Biarkan dia menabuh dan membuat bunyi-bunyian dengan alat-alat tersebut.
o        Jika terdengar bunyi-bunyi alam seperti misalnya hujan, jangkrik di malam hari dsb, ajak anak untuk menutup mata dan mendengarkan bunyi-bunyian tersebut.
o        Nyanyikan lagu-lagu yang isinya mengenai bunyi-bunyian alam, misalnya “Tik, tik, tik bunyi hujan,” dan “Cicak-cicak di dinding.” Buat variasi lagu-lagu ini dengan memasukkan bunyi-bunyinya.

KECERDASAN GERAK TUBUH

( 7 ) Ketika bayi mulai belajar merangkak, amankan rumah Anda dan jauhkan segala potensi bahaya.

Mengapa?
Banyak orang tua lebih mementingkan dekorasi rumah daripada pertumbuhan anak mereka. Anak yang diharuskan menyesuaikan dengan keinginan orang tua untuk mempunyai rumah dengan penataan yang indah. Hiasan-hiasan kristal dan lain-lain yang indah mahal namun mudah pecah diletakkan di atas meja dan rak-rak. Tentu saja penataan rumah yang indah menjadi menyenangkan dan mengundang pujian bagi pemilik rumah dari para tamu yang kebetulan memperhatikan. Di sisi lain, secara alamiah, anak kecil terdorong oleh rasa ingin tahunya untuk meraih dan memegang hiasan-hiasan tersebut. Karena perkembangan motorik halus belum sempurna, benda-benda yang ada dalam pegangan tangan mudah terlepas dan jatuh. Melihat hal ini, orang tua melarang dan bahkan berteriak-teriak membatasi anak untuk menyelamatkan benda-benda mahal tersebut. Tanpa disadari, keterikatan orang tua terhadap benda-benda tersebut berakibat pada pembatasan ruang gerak anak. Sebelum mencapai usia 2 tahun, anak sedang mengalami perkembangan motorik kasar dan halus melaui penjelajahannya atas dunia di sekitarnya. Jika pada maa penjajahan ini anak merasa dibatasi, dia akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan motorik kasar danhalusnya dan juga koordinasi antara otak dan gerak yang merupakan dasar bagi pengembangan kecerdasan gerak tubuh.
Mempunyai anak berusia di bawah 2 tahun tidak berarti rumah harus menjadi semrawut dan tidak tertata. Kuncinya adalah prioritas orang tua selama proses peertumbuhan anak dan upaya orang tua dalam membuat penataan rumah yang child-proof dan child-friendly (tahan anak dan ramah anak). Anak perlu diberi ruang dan kebebasan untuk menjelajahi rumahnya sendiri, sehingga penataan rumah harus dibuat aman dan nyaman.

Bagaimana?
o        Jika  memungkinkan, pilihlah meja yang bundar atau setidaknya dengan ujung-ujung yang tidak terlalu lancip dan tajam.
o        Hindari meja atau perabotan lain yang terbuat dari kaca yang mudah pecah.
o        Kaki meja dan kursi mesti cukup kokoh. Anak sedang belajar merangkak dan berjalan seringkali membutuhkan pegangan pada benda-benda di sekitarnya.
o        Jauhkan saluran dan kabel-kabel listrik dari jangkuan anak. Jika ada saluran listrik yang terletak pada posisi rendah, amankan dengan penutup plastik khusus.
o        Amankan tangga dengan penutup tangga baik di bagian bawah maupun di atas.
o        Hiasan di atas meja harus berukuran cukup besar, sehingga tidak mungkin tertelan oleh anak. Hindari hiasan yang mudah pecah atau bisa melukai anak.
o        Jika Anda menyukai hiasan-hiasan indah dan kecil yang mudah pecah, letakkan jauh di atas jangkauan anak (misalnya, di atas rak yang cukup tinggi).

( 8 ) Berikan kesempatan kepada anak untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sederhana untuk dirinya sendiri.

Mengapa?
Ajarkan anak untuk membuka dan mengenakan pakaian, celana dan sepatu sendiri. Kegiatan ini akan meningkatkan perkembangan motorik halusnya. Anak perlu dilatih mandiri secara perlahan untuk mengembangkan koordinasi antara syarat-syarat otak dengan anggota-anggota tubuh.

Bagaimana?
o        Ingatlah kepentingan dan kebutuhan anak ketika berbelanja barang-barang keperluan anak seperti baju, sepatu dan kaos kaki. Jangan hanya memperhatikan harga, mutu, dan keindahan barang tersebut. Apakah barang-barang tersebut hanya memperpanjang ketergantungan anak Anda kepada orang tua atau pengasuh? Carilah barang-barang yang akan membantu Anda dalam menumbuhkan kemandirian anak Anda.
o        Pilih sepatu (tanpa tali) dengan perekat yang bisa dibuka dan ditutup dengan mudah. Pilih baju dengan bukaan di depan dan kancing-kancing yang tidak terlalu kecil sehingga mudah diatasi oleh tangan-tangan kecil dengan perkembangan motorik halus yang belum sempurna.
o        Bantu anak melepas baju, celana, dan sepatu beberapa kali. Setelah itu biarkan dia melakukannya sendiri.
o        Ketika anak mampu melakukannya sendiri tanpa bantuan beri dia pujian.

KECERDASAN VISUAL SPATIAL

( 9 ) Biarkan anak berekplorasi pada waktu makan.

Mengapa?
Banyak orang tua mengeluhkan persoalan sulit makan yang dialami oleh anak-anak mereka. Yang tidak dipahami oleh beberapa orang tua tersebut adalah alasan penolakan dan pemberontakan anak pada saat acara makan. Suatu kebiasaan keliru yang banyak dilakukan pada masa pengasuhan anak di Indonesia adalah pengekangan anak. Sebagai contoh, pada saat makan, seringkali orang tua atau pengasuh menggendong anak dalam selendang yang menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya kecuali kepala. Tujuannya adalah mengikat tangan  si bayi agar tidak mengganggu dan melempar makanan. Kemudian orang tua atau pengasuh menyuapkan makanan ke mulut bayi dan mengharapkan bayi menerimanya dengan senang hati. Padahal sebetulnya anak mempunyai kebutuhan untuk belajar dan berekplorasi mengenai berbagai macam hal. Salah satu kebutuhan belajar ini adalah menyentuh dan merasakan makanan (tekstur, rasa, bau dsb) melalui sarana panca indranya termasuk tangan dan mulut.
Di beberapa negara maju, semenjak bayi bisa duduk, orang tua sudah tidak lagi menyuapinya. Dia akan didudukkan di kursi bayinya danmenjadi setara dengan anggota keluarga yang lain pada saat acara makan. Makanan dan minuman—beserta perkakas makan yang memang khusus untuk bayi—akan diletakkan di hadapannya. Dia akan mengambil sesuatu dari mejanya, memasukkannya ke mulutnya, merasakanya, menelannya atau memuntahkannya. Tentu saja sebagian wajah dan tangannya akan belepotan makanan. Sesekali orang tua akan mengatakan, “Jangan! Jangan lemparkan sendok ke lantai.” Kadang-kadang orang tuanya mungkin merasa jengkel dengan kebandelan anak itu tapi mereka tidak melepaskan hak anaknya untuk bisa belajar makan sendiri dan hak untuk berpartisipasi dalam acara makan bersama dengan anggota keluarga yang lainnya. Penampilan anak ini tentunya sangat tidak rapi dibandingkan dengan anak-anak Indonesia yang digendong dalam selandeng dandisuapi oleh pengasuh. Namun seharusnya anak tidak kehilangan kemerdekaan dan proses belajarnya demi kebutuhan fisik sesaat. Justru penolakan dan pemberontakan anak bisa berakibat pada kesulitan makan pada anak yang bisa berakibat pada kesulitan makan pada anak yang bisa berlangsung sampai bertahun-tahun.

Bagaimana?
o        Ketika bayi sudah mulai bisa duduk, sediakan tempat di meja makan.
o        Sediakan kursi bayi (biasanya ada sabuk pengaman dan meja makan).
o        Biarkan dia memegang, menyentuh danmerasakan makanan tersebut.
o        Ajar dia untuk memasukkan makanan tersebut ke mulutnya.
o        Ketika anak sudah punya gigi, berikan finger foods yang bisa dipegang oleh jari-jari kecilnya, misalnya potongan buah yang lembut, biskuit dsb. Jaga agar tidak sampai tertelan.
o        Jika anak melakukan tindakan yang tidak Anda inginkan (misalnya melempar-lempar makanan atau membanting piring), katakan “Jangan” dengan mimik muka serius.

KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA

( 10 ) Ajak anak Anda untuk mengamati benda-benda di sekitarnya dan bentuk-bentuk.

Mengapa?
Kecerdasan logika matematika adalah kemampuan untuk melihat, memahami, dan mencari pola hubungan. Manusia mulai belajar matematika dengan mencari-cari bentuk dan pola sejak usia yang masih sangat didi dalam kehidupan. tAhapan pertama dalam perkembangan kecerdasan logika matematika adalah manipulasi dan permainan dengan benda-benda konkret di sekitar anak.

Bagaimana?
o        Ajak anak Anda bermain dengan benda-benda yang mempunyai berbagai bentuk (segitiga, lingkaran, persegi, dan sebagainya) dan bermacam warna. Anak bisa belajar membedakan bentuk benda-benda tersebut. Di toko-toko, mainan yang mengajarkan bentuk-bentuk ini banyak dijual. Jika Anda tidak bisa menemukan, Andapun bisa membuatnya sendiri dengan styroform (gabus) yang dicat warna-warni (dengan cat yang tidak beracun).
o        Ajak anak untukmengamati benda-benda dan melihat paralelnya. Misalnya, matahari dan roda berbentuk lingkaran, tanda lalu lintas berbentuk segitiga, kue tar berbentuk lingkaran/persegi.
o        Buat variasi bentuk dalam menyajikan makanannya. Misalnya, wortel/mentimun bisa dopotong untuk berbentuk lingkaran dan juga persegi atau segitiga. Irisan roti juga bisa dibuat berbagai macam bentuk. Tanyakan kepada anak Anda bentuk-bentuk apa yang Anda sajikan saat itu.

( 11 ) Ajak anak Anda untuk melihat dan memahami pola hubungan.

Mengapa?
Manusia mulai belajar matematika dengan mencari-cari bentuk dan pola sejak usia yang masih sangat dini dalam kehidupan. Setelah bila melakukan manipulasi dan permainan dengan benda-benda konkret di sekitarnya, anak akan beranjak mengamati pola-pola hubungan.

Bagaimana?
o        Sediakan permainan menyusun balok (building blocks) dan mainkan bersama-sama. Anak akan menikmati bukan hanya menyusun dan membangun tapi juga membongkarnya.
o        Ajak juga bermain puzzle yang sederhana dan sesuai dengan usia anak.

KECERDASAN LINGUISTIK

( 12 ) Berkomunikasilah dengan bayi Anda.

Mengapa?
Memang bayi yang baru lahir tampaknya masih pasif dan belum mengerti dunia sekitarnya. Kelihatannya bayi hanya bisa mengungkapan diri melalui tangisan saja. Padahal sebetulnya, dalam kediamannya, bayi tersebut menyerap banyak sekali dan juga belajar banyak sekali. karena itu, orang tua atau pengasuh perlu secara aktif mengajak anaknya berkomunikasi dengan kata-kata lembut atau bahkan juga dengan lagu-lagu.

Bagaimana?
o        Berbicaralah dengan bayi Anda secara alamiah dan yakinkah diri Anda sendiri bahwa bayi Anda bisa memahami apa yang Anda katakan. Atau paling tidak, dia sedang menyerap dari lingkungan sekitar sebelum waktunya nanti dia akan juga bisa berkata-kata.
o        Menyanyilah untuk bayi Anda. Anda tidak perlu mempunyai suara seperti seorang soprano atau penyanyi top untuk bisa menyanyi bagi bayi Anda. Yang terpenting bukanlah keindahan suara Anda melainkan kontak fisik dan serapan suara (kata-kata, nada, dan ketukan) yang telah Anda lakukan untuk bayi Anda.
o        Panggil namanya dengan lemah lembut dan ceria. Usahakan terjadi kontak mata.

( 13 ) Mulailah kebiasaan bercerita dan mendongeng sejak dini.

Mengapa?
Orang tua tidak perlu menunggu sampai anak sudah bisa membaca dan berbicara lancar untuk membacakan cerita. Mungkin tampaknya bayi yang masih kecil belum mengerti dan memahami cerita. Padahal sebetulnya bayi sedang menerima input, menyerap apa yang terjadi di sekitarnya dan memprosesnya. Kegiatan membacakan cerita ini justru akan berguna bagi bayi kelak karena kegiatan ini menciptakan lingkungan yang kaya yahapan penting bagi perkembangan kemampuan anak untukmembaca dan berbicara.

Bagaimana?
o        Cari kursi yang nyaman (banyak ibu di negara Barat menyukai kursi goyang) sebagai tempat bonding antara Anda dan bayi.
o        Pangkulah bayi Anda dan bacakan satu buku cerita.
o        Ketika membaca, usahakan intonasi suara menjadi menarik dan hidup sesuai dengan isi cerita.
o        Usahakan terjadi kontak mata saat kegiatan membaca.
o        Sekali-sekali libatkan dia dengan memanggil namanya dan berbicara dengannya mengenai cerita yang sedang Anda baca.
o        Kegiatan ini bisa dilaksanakan sambil memberikan ASI.
o        Kegiatan ini juga bisa dilaksanakan dengan melibatkan kakak si bayi.

( 14 ) Bermainlah bersama anak Anda.

Mengapa?
Dunia anak adalah dunia bermain. Anak belajar mengenai banyak hal melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain bertujuan melatih perkembangan kemampuan bahasa dan sosialisasi anak.

Bagaimana?
o        Ciptakan suasana gembira.
o        Nikmati kegiatan ini bersama anak Anda. Tersenyum dan tertawalah.
o        Sering-seringlah mengajak anak berbicara agar dia mendapat kata-kata baru. Beritahu nama-nama benda yang ada di sekitarnya.
o        Dalam setiap kesempatan, manfaatkan apa saja di sekitar agar perbendaharaan pengetahuan danpengalamam anak bertambah.
o        Tunjukkan dan peragakan hubungan sebab akibat dari suatu kejadian untuk merangsang daya pikirnya. Misalnya, memasukkan benda dalam kaleng sambil menghitung satu, dua, tiga, dan seterusnya. Kemudian tutup kaleng dan goyangkan kalengnya. Sekarang katakan, “Nah, sekarang tidak berbunyi lagi.”
o        Bermainlah petak umpet. Tutuplah wajah Anda dengan selimut selama beberapa detik dan bukalah sambil katakan, “Ciluk Ba!” Selanjutnya tingkatkan permainan ini dengan pergi serta bersembunyi di balik kursi atau dinding untuk waktu yang lebih lama.

KECERDASAN INTRAPERSONAL

( 15 ) Timanglah bayi Anda dengan lembut.

Mengapa?
Kecerdasan intrapersonal merupakan bagian penting dari proses pendewasaan emosional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bonding atau kontak fisik dan emosional antara orang tua dananak merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pertumbuhan anak. Pada masa awal kehidupan seorang anak, orang tua perlu membangun kedekatan emosional sebagai landasan bagi perkembangan emosional anak di masa-masa mendatang.

Bagaimana?
o        Peluk dan dekaplah bayi dengan lembut.
o        Beberapa bayi perlu diredakan tangisnya dengan gendongan yang berirama atau diiringi dengan musik.
o        Berikan sentuhan-sentuhan fisik, seperti ciuman dan belaian di kening, pipi, kepala, tangan, dan kaki.

( 16 ) Berikan pujian, tepuk tangan, dan sorakan untuk setiap keberhasilan kecil.

Mengapa?
Pada masa dini pertumbuhan, anak membutuhkan pengakuan dan pengukuhan atas prestasi-prestasi kecil yang dia lakukan. Orang tua sebaiknya memberi perhatian dengan jeli terhadap proses pertumbuhan anak. Ada banyak prestasi kecil yang perlu diperhatikan dan ditangkap selama proses pertumbuhan anak. Dari seorang bayi yang tampaknya tidak berdaya dan secara total membutuhkan bantuan orang lain untuk menjadi seorang anak berusia 2 tahun dengan berbagai kelincahan dan kecerdasannya, ada suatu proses menakjubkan yang bisa dinikmati baik oleh si anak maupun orang tua.
Rasa nikmat tersebut akan membuat proses pertumbuhan menjadi menyenangkan. Melihat berbagai kemajuan yang ditunjukkan anak orang tua perlu mengungkapkan rasa senangnya dan memberikan respon positif. Reaksi positif yang anak dapatkan akan membuat anak mulai mengembangkan kesadaran akan kemampuan dirinya. Selanjutnya kesadaran diri yang positif ini akan membngun kecerdasan intrapersonal anak.

Bagaimana?
o        Perhatikan hal-hal kecil dalam proses pertumbuhan bayi dan anak (misalnya, kapan anak mulai bisa mengucapkan satu kata yang bisa dimengerti, kapan dia mulai bisa merangkak, berdiri, mengucapkan kata tertentu, dan pujilah keberhasilan tersebut.
o        Siapkan koleksi perbendaharaan pujian verbal maupun non-verbal. Jangan menggunakan kata atau cara yang sama terus-menerus agar setiap pujian menjadi bermakna bagi anak. Beberapa alternatif pujian verbal:
-         Pintar kamu!
-         Hebat!
-         Bagus!
-         Super!
-         Sempurna!
-         Ya, begitu! Teruskan!         
-         Mama suka itu!
-         Lebih baik dari kemarin!
-         Anak Mama luar biasa!
-         Papa bangga sama kamu!

Beberapa akternatif pujian non-verbal:
-         Tepuk tangan
-         Senyuman
-         Pelukan
-         Ciuman
-         Acungan ibu jari (atau dua ibu jari untuk prestasi yang lebih besar)
-         Belaian di kepala
-         Tepukan di pundak
o        Buat kalender tahun pertama bayi dan catat setiap prestasi dan keberhasilan kecilnya (misalnya, ketika dia tersenyum pertama kalinya, mengucapkan kata pertama, merangkak, duduk, minum di gelas dan sebagainya). Pada saat anak sudah bisa membaca kelak, orang tua dan anak bisa melihat kembali kalender ini dan menikmati kenangan-kenangan manis. aNak akan merasa diperhatikan dan bangga.

( 17 ) Ajak anak untuk melihat kegagalan sebagai proses menuju keberhasilan.

Mengapa?
Kegagalan merupakan dari suatu proses pertumbuhan. Danlam proses pertumbuhannya, seorang akan mengalami cukup banyak kegagalan kecil maupun besar (misalnya, jatuh ketika belajar merangkak, menjatuhkan bendah yang dipegangnya, mengompul, berbicara kurang lancar, dan sebagainya). Ungkapan klise “kegagalan adalah keberasilan yang tertunda” mengandung kebenaran.
Dalam konteks menumbuhkan kecerdasan anak, kegagalan merupakan peluang untuk belajar dan mencuba lagi. Dengan demikian, anak akan mencuba lagi mencari cara lain agar tidak menemui kegagalan yang kedua kalinya. Proses mencari, akan melatih daya pikirnya. Dibalik kegagalan ada berbagai hal yang bisa dijadikan pelajaran. Pertama, kegagalan mengajarkan anak untuk merasa renda hati dan menyadari keterbatasannya. Melalui kegagalan-kegagalan kecil, anak bisa belajar untuk lebih berhati-hati dan memperhitungkan risiko. Pengalaman kegagalan akan membuat anak mengembangkan kecerdasan intrapersonal jika orang tua bisa mengarahkan dan mendampingi anak dalam menghadapi kegagalannya. Kedua, kegagalan anak akan memberikan motivasi pada anak untuk berusaha lagi dengan lebih baik. Ketiga, kegagalan menciptakan kesempatan bagi anak untuk dicintai secara utuh dan apa daya. Jika orang tua bisa menerima kegagalan anak sebagai bagian dari proses pertumbuhannya, anak akan merasa diterima, dan dihargai, dan dicintai. Sebaiknya, ada beberapa orang tua yang menuntut hanya keberasilan dan memberikan reaksi negatif atas kegagalan anak. Dalam situasi ini, anak akan merasa orang tuanya hanya mencintai keberasilan dan prestasinya saja dan bukanlah dirinya.

Bagaimana?
o        Ketika anak mengalami kegagalan-kegagalan kecil (misalnya jatuh, mengompol dan sebagainya), jangan memarahi atau membentaknya.
o        Hiburlah dan berikan semangat.
o        Jangan mencarikan kambing hitam untuk kegagalan anak. Beberapa orang tua dan pengasuh suka menghibur anak secara keliru dengan mengalikan perhatian anak (misalnya memukul meja ketika anak terantuk dan jatuh, mengatakan “Eh, tuh kodoknya lari, ayo jangan menangis!” Kebiasaan ini kurang baik karena menyesatkan dan tidak mendidik anak untuk menghadapi kegagalan dan belajar lebih baik.
o        Siapkan koleksi perbendaharaan ungkapan penghiburan.

Ungkapan penghibiran verbal:
-         Tidak apa-apa! Ayo coba lagi!
-         Wah, kamu pasti sudah capai. Kita coba lagi lain kali!
-         Oops, jatuh! Pasti sakit ya! Sini Mama cium kaki yang sakit!
-         Oops, pecah! Tidak apa-apa. Lain kali pegang hati-hati ya!

Ungkapan penghiburan non-verbal:
-         Pelikan
-         Ciuman
-         Senyuman empati
-         Belian di kepala
-         Tepukan di pundak

( 18 ) Jangan mengambil alih peran dan tanggung jawab anak.

Mengapa?
Sehubungan dengan kegagalan akan memberikan motivasi pada anak untuk berusaha lagi dengan lebih baik, sebaiknya orang tua tidak terlalu tergesa-gesa dan lansung membantu anak dalam mengatasi kegagalannya. Jangan biasakan untuk mengabil alih tanggung jawab anak. Ketika anak melakukan suatu kesalahan atau kekeliruan, ambillah kesempatan ini sebagai suatu momen pembelajaran bagi anak. Jangan mencarikan kambing hitam buat anak kita sendiri, jangan memintakan maaf dari orang lain untuk anak kita. Sebaliknya, dampingilah anak kita untuk bisa menghadapi kegagalannya dan mengatasinya sendiri. Anda bisa menghibur anak yang merasa gusar, takut, dan sedih karena melakukan kesalahan tapi tetap mintalah dia untuk menghadapi permasalahannya sendiri. Sebagai orang tua, kita bisa mendukung dan mendampinginya tapi jangan sampai mengambil alih permasalahan anak (ingat, kita tidak akan hidup selamanya untuk bisa terus melakukan hal ini!). Anak perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kesadaran dirinya bahwa dia bisa mengatasi permasalahannya sendiri. Pengembangan kesadaran diri ini merupakan bagian dari kecerdasan intrapersonal.

Bagaimana?
o        Ketika anak jatuh pada saat belajar berdiri atau berjalan, jangan lasung mengangkatnya. Amati sebentar dan lihat apakah dia bisa bangun sendiri. Jika tampaknya dia bisa melakukan itu, biarkan dia melakukannya sendiri.
o        Jika dia tidak bisa bangun sendiri atau terluka, baru Anda bisa membantunya.
o        Ketika anak menjatukan suatu benda dari pegangannya (jika benda tersebut bukan sesuatu yang bisa melukai seperti kaca atau benda panas), biarkan dia memungutnya sendiri dan mengembalikannya pada tempat semula.
o        Jika anak merugikan orang lain (misalnya, merampas barang, memukul atau menedang orang lain), beritahu dia dengan tenang bahwa perbuatan tersebut tidak baik. kemudian suruh dia minta maaf pada orang yang telah dirugikan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

KECERDASAN INTERPERSONAL

( 19 ) Mengenali anggota keluarga dan teman-teman.

Mengapa?
Dunia anak akan terus meningkat mulai dari orang-orang terdekat (ayah, ibu, pengasuh), anggota keluarga lain dan sanak saudara serta teman-teman. Seiring dengan itu, perkembangan kecerdasan inerpersonal anak diawali dengan mengenali anggota keluarga serta bersikap ramah (tersenyum danmau digendong) pada orang yang sudah sangat dikenal dan menolak orang yang belum dikenali. Lingkungan sosial ini makin lama makin luas bergantung pada sering tidaknya anak diberi kesempatan untuk mengenal orang-orang di luar lingkaran keluarga.
Sikap orang tua sangat berpengaruh pada anak. Orang tua yang gembira dan ramah bisa menularkan sikap positifnya itu pada anak. Bayi akan mudah tersenyum dan gembira juga. Sebaliknya, sikap orang tua yang tidak ramah dan penuh curiga akan membuat anak jadi merasa takut juga pada orang lain.

Bagaimana?
o        Ajarkan anak untuk mengenali namanya sendiri. Panggilah dia dengan namanya dan ajarkan dia untuk mengucapkan namanya sendiri.
o        Ajarkan anak untuk mengenali dan memanggil anggota keluarga yang lain. “Ini papa. Pa-pa.” Ketika dia sudah berhasil mengucapkan itu, berilah respon yang positif dan tunjukkan antusiasme Anda. 
o        Lakukan juga dengan anggota keluarga yang lain.
o        Ketika bertemu dengan teman atau sanak keluarga, kenalkan anak Anda dan sebut namanya. “Hello, Dewi. Senang bertemu di sini. Ini anak saya, Aditya. Aditya, ini Tante Dewi, teman sekolah mama dulu.”
o        Jika anak menunjukkan rasa takut dan malu untuk berkenalan dengan orang lain, jangan paksakan dia untuk melakukan tindakan-tindakan yang dia tidak merasa nyaman (misalnya, berjabat tangan atau digendong teman tersebut). Anakpun butuh waktu sebelum bisa merasa aman dan nyaman dengan orang yang belum dia kenal.

( 20 ) Berpisah tanpa rasa cemas.

Mengapa?
Perpisahan sekali-sekali dengan orang tua memberikan manfaat buat perkembangan anak. Perpisahan bisa membantu anak untuk mandiri dan berani. Anak akan merasa dirinya mampu tidak tergantung pada orang tua. Selain itu, kesempatan ini juga akan memberikan pengalaman kepada anak bahwa bersama orang lain (bukan orang tua) bisa juga menyenangkan. Dengan kata lain, anak bisa meluaskan lingkungan sosialnya, dan menumbuhkan kecerdasan interpersonalnya.
Beberapa orang tua merasa tidak tega meninggalkan anaknya, sehingga memutuskan untuk membohongi anak ketika harus pergi. Beberapa orang tua sering meninggalkan anaknya dengan diam-diam. Beberapa lainnya menyuruh pembantunya menyembunyikan anaknya supaya tidak melihat kepergian orang tuanya. Semuanya itu dilakukan untuk menghindari anak merengek dan menangis. Padahal kebiasaan ini berdampak kurang baik terhadap perkembangan kecerdasan interpersonal anak. Perasaan dibohongi akan menjatuhkan kepercayaan anak terhadap orang tuanya dan rasa aman dalam dirinya sendiri. pAdahal orang tua adalah figur pertama yang dikenal anak dalam interaksi sosialnya dan dijadikan acuan dalam membina relasi dengan orang-orang lain di kemudian hari. Sebaiknya, orang tua melaksanakan strategi-strategi yang cerdik ketika berpisah dengan anak. Berpisah dengan orang yang dikasihi memang bukan hal yang mudah buat anak. Sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak pada usia sebelum dua tahun, apa yang tidak kelihatan di mata dianggap tidak ada atau menghilang. Karena itu, orang tua perlu menyadari keterbatasan ini dan menyiapkan anak secara bijak. Permainan petak umpet memang sesuai untuk anak pada tahapan perkembangan ini. Dalam permainan ini, anak belajar bahwa apa yang hilang dari pandangan mata akan segera kembali lagi. Jadi apa yang tidak kelihatan tidak berarti hilang.

Bagaimana?
o        Jangan membohongi anak mengenai kepergian Anda.
o        Berikan kesempatan kepada anak untuk tidak selalu bersama dengan orang tua.
o        Titipkan anak kepada orang yang betul-betul bisa dipercaya, misalnya anggota keluarga yang lain, pengasuh, atau tetangga.
o        Katakan terus terang, misalkan “Ibu dan Ayah harus pergi ke suatu pertemuan. Rina tinggal di rumah dengan bibi, ya.”
o        Sebutkan kapan Anda akan kembali pulang. Kata-kata yang berhubungan dengan waktu seperti “pukul 7” atau “besok pergi” masih terlalu abstrak untuk anak usia dua tahun. Bantulah anak memberi makna pada kata-kata tersebut dengan mengaitkannya dengan kegiatan rutin sehari-hari. Katakan misalnya, “Ibu dan Ayah akan pulang kembali dan bermain dengan Rina sesudah maghrib” atau “sesudah Rina bangun dari tidur siang.”
o        Jika anak Anda merengek atau menangis, tetaplah tegas dengan kepergian Anda namun pertahankan sikap lembut selama bepergian Anda, misalnya “Rina basa membantu bibi memberi makanan ikan.” Tapi jangan membiarkan anak melakukan pemerasan emosional dengan mengijinkannya melakukan sesuatu yang biasanya tidak Anda perolehkan.

KECERDASAN NATURALIS

(21) Ajak anak Anda bersahabat dengan alam.

Mengapa?
Alam menyimpan kekayaan luar biasa dalam menujang kehidupan manusia. Manusia dibenarkan memanfaatkan alam untuk bertahan hidup tapi manusia juga wajib memelihara alam yang telah memberinya berbagai keuntungan dan kebaikan. Sejak dini, anak perlu belajar untuk menghargai alam dan bukannya merusak alam. Agar bisa bersahabat dengan alam, manusia perlu mengenali alam dengan lebih baik.

Bagaimana?
o        Ajak anak Anda berjalan-jalan di sekitar rumah pada pagi hari. Hirup udara segar di paga hari dan gunakan kesempatan ini untuk menghangatkan relasi dengan anak.
o        Beri anak Anda kesempatan untuk menyentuh dan memegang bagian-bagian dari alam, misalnya daun, bunga, dan tumbuhan yang tidak berbahaya, berduri, atau beracun.

KECERDASAN SPIRITUAL ATAU EKSISTENSIALIS

(22) Biarkan anak melihat Anda melakukan ritual-ritual dala agama Anda.

Mengapa?
Orang tua adalah contoh atau model yang paling ekfektif dalam kehidupan rohani seorang anak. Sejak kecil anak perlu melihat bagaimana orang tuanya menjalani kehidupan rohani dan agama mereka. Orng tua yang mempunyai hubungan yang dekat pada Tuhan akan lebih mudah membawa anak-anak mereka merasakan dan mengalami hal yang sama. Sebaiknya, orang tua tidak bisa hanya memberikan introksi pada anak untuk menjalani ibadah-ibadah dalam agama tanpa memberikan contoh-contoh nyata. Orang tua sebaiknya tidak menyerahkan secara pasrah pendidikan agama dan perkembangan rohani anak mereka kepada institusi lain (sekolah, institusi keagamaan, dan sebagainnya). Jadi orang tua mempunyai kuwajiban untuk membimbing dan menutun anak mereka dalam menjalani relasi yang pribadi dengan Tuhan.

Bagaimana?
o        Biarkan anak melihat Anda berdoa / bersembayang, membaca Kitab Suci, atau melakukan kegiatan-kegiatan ibada dalam agama Anda.
o        Ajak anak untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan kemampuan mereka. Anak bisa juga diajak untuk mengucapkan doa sederhana.
o        Lakukan rutinitas doa dengan anak setiap hari.

KECERDASAN MUSIKAL

24 Ajak anak untuk merasakan berbagai bunyi dan getaran disekitarnya.

Mengapa?
Disekitar kita, ada banyak sekali bunyi dan getaran yang bisa kita rasakan dan alami jika saja kita mau berhenti sejenak dan memperhatikannya. Mengajak anak untuk memperhatikan dan mengamati hal ini akan membantu ia mengasah kepekaan terhadap berbagai bunyi-bunyian dan getaran yang merupakan komponen-komponen musik.

Bagaimana?
o        Ajak nak untuk duduk diam sejenak.
o        Minta dia menutup mata dan mendengarkan bunyi dan merasakan getaran di sekitarnya. Misalnya, getaran truk atau bus yang lewat, detak jam di dinding, bunyi adzan atau lonceng gereja, bunyi bel sepeda, dan sebagainya.
o        Anda juga bisa memintanya mendengarkan getaran dan bunyi dalam tubuh Anda. Tempelkan kepalanga di dada Anda agar dia bisa mendengarkan getaran dan detak jantung Anda. Atau tempelkan kepalanya di perut Anda untuk mendnegarkan bunyi-bunyian dalam perut.

25 Gunakan musik untuk membantu anak mengatasi berbagai perasaan negatif.

Mengapa?
Menurut berbagai penilitian, musik sangat ampuh dalam membantu mengatasi berbagai perasaan negatif manusia. Pemilihan musik yang tepat sangat penting.

Bagaimana?
o        Simpanlah koleksi musik (kaset, VCD dan DVD), termasuk musik instrumentalia.
o        Ketika anak sedang sedih dan gunda, hiburlah dia dan pahami perasaannya. Putarlah lagu yang sesuai dengan suasana hatinya saat itu. Namun manusia tidak bisa berkubang terus dalam kesedihan. Untuk membantunya mengatasi rasa sedih itu, putarlah lagu dengan irama gembira.
o        Khusus untuk anak-anak yang hiperaktif, sering-seringlah memperdengarkan musik-musik lembut.

26 Ajak anak untuk menikmati di radio atau di televisi.

Mengapa?
Pada masa usia ini, kebanyakan anak masih belum terlalu terpaku pada radio dan televisi. Orang tua bisa memanfaatkan radio dan televisi untuk meningkatkan kecerdasan musikal anak.

Bagaimana?
o        Pilih beberapa acara musik yang menarik di radio maupun televisi, misalnya acara gerak dan lagu khusus untuk anak.
o        Dampingi anak dalam mendengarkan atau menonton televisi.
o        Ajak anak untuk ikut menyanyi dan menari bersama.

27 Ajak anak untuk menikmati suatu pertunjukan musik.

Mengapa?
Apresiasi musik perlu dilakukan sejak dini. Di beberapa kota besar, seringkali ada pertunjukan musik yang cukup bermutu. Jenis musik bisa berbeda dan kegemaran orang boleh saja berbeda. Tapi yang penting, anak perlu diperkenalkan kepada musik dan diberi kesempatan untuk menumbuhkan apresiasi terhadap musik.

Bagaimana?
o        Ketika anak sudah mulai bisa duduk tenang, ajaklah dia menghadiri konser musik yang berlangsung tidak terlalu lama.
o        Jika hal di atas tidak mungkin dilakukan, undang beberapa teman kerumah. Buat acara musik bersama.

28 Perkenalkan anak pada suatu alat musik.

Mengapa?
Anak juga bisa diajak untuk mulai memainkan alat musik menjelang usia 4-5 tahun. Ada pilihan berbagai alat musik yang bisa dimainkan oleh anak sesuai dengan kemampuan orang tua dan ketersediaan alat.

Bagaimana?
o        Beberapa alat musik yang bisa dimainkan anak pada usia dini di antaranya adalah harmonika, pianika, biola, drum kecil, suling, dan tambourin.
o        Ketika memilih kelompok bermain dan taman kanak-kanak untuk anak, tanyakan kegiatan musik apa yang mereka berikan. Apakah ada kelompok paduan suara, drum band, tambourin dan sebagainya?
KECERDASAN GERAK TUBUH

29 Bermainlah bersama anak Anda.

Mengapa?
Kadangkala anak membutuhkan orang tuanya bukan sebagai orang tua, melainkan sebagai teman. Sekali-sekali bertindaklah sebagai teman dan bermainlah. Nikmati kebersamaan bersama anak Anda. Orang tua bisa mengarahkan kegiatan bermain ini untuk meningkatkan kecerdasan gerak tubuh pada anak. Anak perlu melakukan berbagai aktivitas fisik dan bermain sebanyak mungkin. Sebaiknya orang tua mempunyai koleksi ide permainan yang bisa mengembangkan kecerdasa gerak tubuh anak.

Bagaimana?
o        Luangkan waktu bersama anak Anda. Bermain bersama anak bisa menguras cukup banyak energi dan ini tidak mudah bagi orang tua yang sudah bekerja penuh seharian. Karena itu, orang tua perlu taktis. Jika stamina Anda masih baik, anak akan menikmati kegiatan-kegiatan fisik seperti berlari, melompat, bermain petak umpet, dan sebagainya. Jika Anda sedang lelah, anak juga bisa diajak menikmati permainan yang lebih tenang seperti kartu, balok, monopoli, merangkai kata dan kalimat.
o        Pada masa ini, anak juga menikmati permainan imajinasi seperti kereta-keretaan, rumah-rumahan. Untuk bermain kereta-keretaan, Anda dan anak bisa menggunakan beberapa kursi yang dijejer. Jika Anda sedang lelah, ambil peran sebagai masinis, sehingga Anda tidak akan bergerak sebanyak penumpangnya. Untuk bermain rumah-rumahan, jungkirkankursi dan tutupi dengan kain sprai.
o        Nikmati acara permainan ini. Tersenyum dan tertawalah bersama anak Anda.
o        Beberapa permainan yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan kecerdasan gerak tubuh:
-         Petak umpet
-         Kereta api
-         Ular-ularan
-         Rumah-rumahan (dua kursi dijungkir dan ditutupi sarung atau sprai)
-         Kreasi tari spontan
-         Dramatisasi cerita atau dongeng

KECERDASAN VISUAL SPATIAL

30 Beri kesempatan ekspresi diri melalui gambar.

Mengapa?
Kepribadian anak akan tercermin jelas ketika dia menggambar dan mewarnai. Orang tua bisa membina pertumbuhan kreatifitas anak melalui kegiatan menggambar. Kegiatan anak akan melatih anak untuk menguasai bidang dua dimensi. Tentunya ukuran kertas perlu disesuaikan dengan usia anak. Di atas kertas, anak akan belajar dan memahami perspektif, proporsi, bentuk dan warna yang merupakan bagian dari kecerdasan visual dan spatial.

Bagaimana?
o        Ciptakan suasana kebebasan. Jangan mendikte anak mengenai apa yang harus dia gambar, warna apa yang harus dia pakai. Biarkan anak bereksperimen dengan krayon, spidol, cat warna atau bahan-bahan lain. Biarkan pula anak bereksperimen dengan bentuk, tema, serta warna. Suasana yang bebas, akan membatu anak merasa aman dan tidak terancam. Dalam suasana seperti ini, kreatifitas dan imajinasi akan berkembang dan tumbuh subur.
o        Hargai hasil kreasi anak. Beri pujian walaupun gambarnya tidak sesuai dengan harapan Anda.
o        Pilih beberapa gambar terbaik. Pajang hasil kreasi anak di beberapa tempat dirumah atau di tempat pekerjaan Anda.

31 Tumbuhkan kreatifitas melalui kegiatan menggunting, menempel, dan menyobek.

Mengapa?
Pada tahapan ini, anak sedang mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Kegaitan-kegiatan menggunting, menempel, dan menyobek melatih otot-otot jari dan tangan anak. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun dan mencipta. Anak bisa belajar berbagai bentuk geometris seperti lingkaran, kotak, segitiga, bintang dan sebagainya. Mempelajari bentuk-bentuk geometris dalam aktivis bermain akan sangat membantu dalam menumbuhkankecerdasan visual dan spatial anak.

Bagaimana?
o        Sediakan gunting yang sesuai untuk anak (ujung tidak langcip dan ada gunting khusus untuk anak kidal) serta kertas-kertas (warna-warni, koran bekas dan sebagainya).
o        Gambar dan guntinglah berbagai bentuk geometris pada kertas warna-warni. Jika anak Anda butuh bantuan, Anda bisa menggambarkannya dan meminta dia yang menggunting.
o        Biarkan dia menyobek koran bekas. Anak menikmati sensasi suara dan sentuhan pada kegaiatan menyobek ini.
o        Ajaklah anak membuat mozaik dari guntingan dan sobekan kertas-kertas itu. mozaik ini bisa dipakai untuk berbagai benda fungsional seperti alas piring, pigura foto, tas, dan sebagainya.

KECERDASA LOGIKA MATEMATIKA

32 Tumbuhkan kreatifitas melalui kegiatan seni tiga dimensi.

Mengapa?
Beberapa contoh seni tiga dimensi adalah kotak, pahatan, patung. Seperti pada kegiatan menggambar dan menggunting dan menempel, kegiatan ini melatih otot-otot jari dan tangan anak. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun dan mencipta bentuk dan ruang.

Bagaimana?
o        Buatlah adonan tepung (Playdough) yang bisa digunakan sebagai bahan untuk dibentuk sebagai seni tiga dimensi.
o        Resep playdough:
a.      Campur dalam mangkok besar:
1 cangkir tepung terigu
1 .5 cangkir tepung kanji
1 cangkir air
b.      Masak sampai mendidih di panci:
4 cangkir air
1 cangkir garam
c.      Pelan-pelan tuangkan air mendidih kedalam mangkok sampai tercampur dengan rata. Kemudian masukkan campuran ini ke dalam panci dan masak dengan api kecil. Aduk-aduk sampai mengental dan kaku. Waktu memasak: 10-15 menit.
d.      Dinginkan
e.      Masuk dan aduklah 4 sampai 5 cangkir tepung terigu sampai mencapai konsestensi adonan. Jika perlu, gunakan lebih banyak tepung terigu.
f.       Bungkus adonan ini dalam kantong plastik dan simpandi kulkas. Keluarkan dan biarkan dalam temperatus ruang sebelum dipakai. Jika terlalu lengket, tambahkan tepung terigu. Bagi dalam 15 sampai 20 gumpalan.
g.      Anda juga bisa membuat adonan dalam beberapa warna. Campurlan pewarna makanan kedalam air yang akan di campur dengan tepung.
o        Adonan siap dibentuk menjadi apa saja (boneka, hewan, bintang, lingkaran, bakso, bakmi, dan sebagainya).
o        Bila perlu, buat cetakan atau beli catakan kue kering dalam berbagai bentuk.

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِين

0 komentar:

Posting Komentar