Posted : 21-06-2016
Siapa yang bilang kalau menjadi karyawan enggak bisa kaya, dan cuma pengusaha yang bisa meraup jutaan rupiah dalam hitungan jam? Ketika seorang karyawan bekerja dengan sangat keras dan berhemat, dia tetap bisa menghasilkan banyak uang tanpa harus menjadi pengusaha. Jadi, perbedaannya antara pengusaha dan karyawan hanya terletak pada cara mereka melihat dunia dan meraih kesuksesan
Siapa yang bilang kalau menjadi karyawan enggak bisa kaya, dan cuma pengusaha yang bisa meraup jutaan rupiah dalam hitungan jam? Ketika seorang karyawan bekerja dengan sangat keras dan berhemat, dia tetap bisa menghasilkan banyak uang tanpa harus menjadi pengusaha. Jadi, perbedaannya antara pengusaha dan karyawan hanya terletak pada cara mereka melihat dunia dan meraih kesuksesan
Buat yang sekarang masih jadi pegawai kantoran (karyawan), mudah-mudahan gak marah yaahh baca postingan berikut. Mudah-mudahan ini bisa jadi batu lecutan untuk bisa beralih dari karyawan menjadi entrepreneur (pengusaha). Soalnya, list berikut ini, suka gak suka, memang ada benarnya. Coba deh direnungin dalem-dalem. Dan bukan berarti, jadi pegawai (karyawan) itu buruk. Cuma, alangkah baiknya jika kita bisa beralih dari seorang pegawai (karyawan) menjadi seorang pengusaha
Pegawai: Paling takut di PHKPengusaha: Nggak ada PHK. Bangkrut? Bangkit lagi!
Pegawai: Jumlah gaji ditentukan atasanPengusaha: Gaji diatur sendiri sesukanya
Pegawai: Digaji orang (tangan di bawah)Pengusaha: Mengaji diri sendiri dan orang lain (tangan di atas)
Sesuai pepatah Tangan diatas lebih baik (mulia) dari tangan dibawah
Pegawai: Tidak bisa kaya karena gaji sudah diatur (kecuali berani Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
Pengusaha: Bisa kaya dan mengayakan orang lain karena jika usaha menjadi besar akan menghasilkan juga keuntungan besar.
Pegawai: Jujur dengan nggak jujur nasibnya hampir sama saja, tapi lebih banyak yang nggak jujur dan hidupnya di dunia keliatan enak dan tampilannya sukses. Tapi diakhirat hanya Allah yang tauPengusaha: Jujur Insya Allah lambat laun akan jadi sukses dan Kaya.
Pegawai: Jam kerja diatur bos dan kantorPengusaha: Jam kerja atur sendiri
Pegawai: Diatur-atur bosPengusaha: Bisa atur segala sesuatunya sendiri
Pegawai: Tidak masuk kerja harus minta ijin ke kantorPengusaha: (Suka-suka) It’s my own business!
Pegawai: Kalau salah dihukumPengusaha: Kalau salah, rugi duit, tapi nggak dimarahin
Pegawai: Dimarahi bosPengusaha: Siapa yang berani marahi saya???
Pegawai : Kerja tapi ada salah lebih sering dibahas salahnya daripada kerjanya. Nggak ada salah karena jarang kerja lebih dianggap bagus (betul) karena udah pasti nggak kerja nggak ada salahnya dan sering pegawai yang seperti itu selamat hidupnya hingga bisa mempengaruhi mental pegawai lainnya (jadi males kerja).Pengusaha: Kalau ndak kerja (usaha) pasti tidak berhasil, kalau kerja (usaha) insya Allah berhasil
Pegawai: Kelamaan jadi pegawai bisa membuat mental jadi buruk karena nunggu disuruh dulu baru kerjaPengusaha: Kelamaan jadi pengusaha bisa membuat mental jadi baik karena kita harus menghidupi keluarga dan karyawan kita sehingga membuat kita menjadi lebih fokus dalam usaha
Pegawai : Tidak boleh shopping pada jam kerjaPengusaha: Bisa Shopping kapan aja.
Pegawai: Awal bulan rajin kerja karena baru terima gaji, tengah dan akhir bulan malas kerja karena gaji udah habisPengusaha: Rajin terus tiap saat
Pegawai: Kalau kerja bagus kadang dikasih penghargaan, tapi sering tidak dikasih penghargaan karena sudah digaji.Pengusaha: Kalau usaha bagus Insya Allah akan mendapatkan hasil bagus.
Pegawai: Semangat ada kalau hampir jam pulangPengusaha: Semangat terus karena bisa pulang kapan aja
Pegawai: Libur diatur kantor (bos)Pengusaha: Bisa libur kapan aja
Pegawai: Terikat peraturan kantorPengusaha: Bebas!!!
Pegawai: Kalau nakal dimarahi bos (atasan)Pengusaha : Kenakalan saya disebut “Kreatif”
Pegawai: Rajin kerja dengan nggak rajin kerja gajinya tetap sama (asal pandai-pandai nipu atasan)Pengusaha : Rajin usaha insya Allah Sukses.
Pegawai: Takut pada bos (atasan)Pengusaha: Hanya takut pada hukum dan Tuhan
Pegawai : Masuk kerja demi uang (gaji)Pengusaha: Bisnis adalah untuk melayani orang lain & jadi profit (keuntungan)
Pegawai: Seragam anda sama dengan teman sekantorPengusaha: Tidak kenal seragam.
Pegawai: Mencari lapangan pekerjaanPengusaha: Membuka lapangan pekerjaan
Pegawai: Makin sukses makin gak punya waktu untuk keluargaPengusaha: Makin sukses makin punya banyak waktu untuk keluarga
Pegawai: Sulit untuk menjadi pribadi yang mandiriPengusaha: Lebih mudah untuk menjadi pribadi yang mandiri
Kamu pasti kenal pencipta Facebook, Mark Zuckerberg dan salah satu pendiri Google, Sergey Brin. Mereka adalah pengusaha muda kelas dunia. Masih banyak lagi pengusaha sukses yang usianya tergolong muda. Kalau dipikir-pikir, kenapa, ya, mereka bisa sukses pada usia yang tergolong masih sangat muda? Ternyata ini dia alasannya!
Sukses enggak bisa tiba-tiba saja datang. Kalau kelihatannya hidup mereka mudah, kamu berarti salah menilai. Mereka berusaha dengan sangat keras dan memiliki inisiatif yang tinggi. Artinya mereka enggak malas-malasan. Mereka enggak butuh orang lain untuk mengingatkan apa yang harus mereka lakukan.
Mereka bisa meminimalkan usaha dalam pengoperasian bisnisnya. Karena mereka tahu betul apa yang akan membuat bisnisnya berkembang.
Ketika tiba saatnya harus mengambil risiko, mereka enggak ragu dan takut untuk melakukannya. Karena tanpa risiko, enggak akan ada keberhasilan.
Mereka bekerja bukan untuk membiayai hobi mereka. Tapi hobi dan pekerjaan mereka berjalan bersamaan. Buat mereka, pekerjaan bukan beban tapi justru hobi yang mereka cintai.
Mereka menyadur ide dari berbagai sumber yang menginspirasi. Dan kemudian mengembangkan dan menciptakan ide-ide baru tanpa henti.
Inovasi adalah kunci bisnis mereka agar terus dicintai pasar. Dan mereka bukan mengikuti kemauan pasar, tapi menciptakan pasar.
Nah, itu dia alasannya kenapa mereka bisa meraih kesuksesan di usia yang masih sangat muda. Kalau kamu juga melakukan hal di atas, pasti kamu juga bisa menjadi sesukses seperti mereka suatu saat nanti.
Posted
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
ٱلْعَٰلَمِين
0 komentar:
Posting Komentar